Bola.net - Oleh:
Ronny WicaksonoAS Roma tengah berlari kencang di Serie A musim ini. Dan dari satu serigala yang krusial membantu kebangkitan
Giallorossi adalah
Kevin Strootman - sosok yang diabaikan
David Moyes saat memimpin belanja
Manchester United musim panas kemarin.
Performa Strootman sejatinya sudah memikat sejak memperkuat
PSV Eindhoven
dan timnas Belanda, jauh sebelum namanya dikaitkan dengan Roma.
Dianggap memiliki kemampuan lengkap sebagai gelandang, tak heran namanya
menjadi rebutan beberapa klub besar Eropa saat PSV bersedia melepasnya.
Dan United yang saat itu masih ditangani manajer legendaris
Sir Alex Ferguson pun disebut memantau situasinya selama beberapa tahun dan menjadi yang terdepan mendapatkan tanda tangannya.
Namun
Moyes yang menggantikan Ferguson di awal musim ini, rupanya tak melihat
potensi Strootman sebagaimana sang pendahulu. Pria Skotlandia itu
seolah ingin menegaskan kekuasaannya sendiri dengan mengabaikan warisan
Ferguson, termasuk dalam hal pemain buruan. Walhasil, Strootman pun
melenggang ke ibukota Italia dengan bandrol 'cuma' 17 juta pounsterling
alias 20 juta euro total - 16,5 juta dibayar kontan sementara sisanya
dalam bentuk macam-macam bonus.
Tak
masuknya nama Strootman dalam daftar belanja Moyes kemungkinan karena
ia tak memandang gelandang 23 tahun itu bisa memberi suntikan tenaga
instan untuk timnya. Oleh karena itu ia lebih memburu sejumlah nama
besar di musim panas kemarin macam
Thiago Alcantara dan
Cesc Fabregas, namun keduanya gagal diyakinkan untuk menyeberang ke Old Trafford.
Dan
saat transfer musim panas mendekati akhir sementara pemain tak didapat,
Moyes pun panik dan mengalihkan pandangan pada gelandang
Athletic Bilbao,
Ander Herrera
- nama yang sejatinya juga tak lebih tenar dari Strootman. Setelah
upaya itu pun gagal, diimbuhi lelucon penyusup dalam transfer, Moyes pun
menjadi bulan-bulanan fans karena mengais kembali loyalitas mantan anak
asuhnya di
Everton,
Marouane Fellaini dengan bandrol 27 juta poundsterling - 10 juta lebih mahal dari harga Strootman.
Namun
apa yang dilewatkan Moyes sejatinya bisa menjadi tambahan amunisi
sangat berharga untuk United, terutama jika mengingat tampilannya di
Roma musim ini. Dengan kemampuan teknis yang mumpuni, ia menjadi sosok
penting di lini tengah Roma bersama figur 'perusak' macam
Daniele De Rossi dan kreativitas
Miralem Pjanic.
Mampu memainkan peran defensif sekaligus ofensif, serta memuluskan
transisi tim dari bertahan menjadi menyerang, nampak jelas kualitas yang
dimiliki Strootman sudah begitu berguna untuk skuat
Rudi Garcia mencatat awal menakjubkan di Serie A musim ini.
Meski
bacaan statistiknya tak jauh beda dari para gelandang United,
kontribusi Strootman sangat kentara di atas lapangan. Akurasi passingnya
memang 'cuma' 86% alias tidak lebih baik dari
Shinji Kagawa,
Tom Cleverley,
Michael Carrick
dan Fellaini. Tapi ia sudah menciptakan peluang menciptakan gol
sebanyak 14 buah - lebih banyak dari semua gelandang United. Tekelnya
yang 3,5 per laga pun jauh lebih tinggi dari semua pemain United. Pun
demikian dengan akurasi blokingnya yang mencapai 0,9 per laga yang
sekali lagi di atas rata-rata pemain United.
Untuk urusan ofensif, Strootman juga menyediakan 1,8 umpan kunci per laga - hanya
Patrice Evra dan
Wayne Rooney
yang lebih tinggi darinya. Total passing per laganya sebesar 58,6 pun
hanya kalah dari Carrick dan Cleverley. Namun yang lebih dahsyat adalah
sumbangsihnya dalam skema serang. Strootman sudah mencetak satu gol dan 5
assist sejauh ini, hanya kalah satu assist dari sang kapten
Francesco Totti.
Jumlah assist itu melampaui semua pemain United dengan Evra dan Rooney
yang tertinggi lewat masing-masing donasi 2 assistnya - bahkan di sektor
gelandang, hanya
Antonio Valencia yang mencatatkan namanya di tabel assist.
Strootman
mengaku terpikat dengan keseriusan Roma dan pelatih Rudi Garcia
mendatangkannya ke Italia, menyindir tak adanya minat dari Moyes yang
'membuang waktu' merayu Fabregas dan Thiago tetapi tak menemui hasil.
Bahkan tim serigala ibukota itu rela menurunkan nomor 6 dari rak pensiun
untuk diberikan padanya. "Jujur saja, saya tak berpikir untuk
meninggalkan PSV. Tapi yang terjadi sangatlah sederhana - saya sangat
diinginkan oleh Roma dan segera terjalin ikatan apik di antara kami,"
tukasnya saat resmi berseragam Roma musim panas lalu.
Banyak
pihak boleh berargumen jika Premier League punya karakter beda dari
Serie A sehingga Strootman lebih berkembang di Italia. Namun teori
tersebut pun bisa dibalik, sangat mungkin lini tengah United menjadi
kian dahsyat dengan kehadiran pilar
De Oranje tersebut, terlebih dengan usianya yang masih cukup muda dan sejatinya sesuai dengan kebijakan klub.
Mungkin
adalah insting - dan pengaruh kepemimpinan, Rudi Garcia yang menjadikan
Strootman dan Roma begitu eksplosif sejauh ini. Sementara Moyes seolah
membuktikan dirinya masih hijau dalam mengidentifikasi talenta seorang
pemain sehingga mungkin andai ia membeli Strootman pun, kemampuannya
belum tentu bisa dimaksimalkan - terbukti dengan meringkuknya
Shinji Kagawa dan
Wilfried Zaha
di bangku cadangan United. Sebelum membentuk timnya sendiri, Moyes tak
boleh lagi berkilah masa kerjanya pendek dan harus banyak mengasah
insting belanjanya sehingga tak lagi tumpul seperti musim panas kemarin.
Semoga ....
(bola/row)